Kamis, 08 September 2016

Hal Penting Sebelum Membuat Rumah Sarang Burung Walet

Hal penting sebelum membuat rumah sarang burung walet.Setelah mendapat lokasi yang tepat, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pembangunan/rumah walet. Tentunya bangunan harus memerhatikan aspek-aspek, supaya sesuaikan dengan kebutuhan walet sehingga burung walet mau hinggap, betah, dan berkembang biak di dalamnya. Hal yang paling penting dalam persiapan membuat rumah walet adalah memperhitungkan bagaimana mengatur suhu rumah walet tetap sesuai dengan suhu udara dan kelembaban udara pada alam habitat aslinya. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk membuat rumah walet tetap terjaga suhu dan kelembabannya. Suhu Rumah Walet Suhu di dalam gedung idealnya 27 – 29 derajat C dalam kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi dan kualitas sarang. Suhu yang terlalu tinggi 30 – 32 derajat C air liur walet akan cepat mengering apalagi kalau kelembaban juga rendah akibatnya sarang retak dan keropos. Telur yang dihasilkan juga kurang bagus, hal-hal seperti ini harus dihindari, karena berujung pada tidak berkembangnya populasi, lebih parah lagi rumah walet yang telah kita buat akan ditinggal pergi oleh burung walet. Demikian juga kalau sebaliknya, bila kita bisa mengendalikakn suhu sesuai dengan habitat makro, walet akan betah tinggal dan berkembang biak dengan baik.Hal Penting Sebelum Membuat Rumah Sarang Burung Walet Oleh sebab itulah penanganan suhu ruang harus diperhatikan dengan serius. Agar suhu bisa stabil di kisaran 27 – 29 derajat C dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Ventilasi Udara Untuk gedung walet yang berlokasi di dataran rendah yang bersuhu rata-rata 31-32 derajat C pemasangan ventilasi sangat diperlukan, misalnya tiap 1 meter dipasang sebuah ventilasi.Untuk daerah bersuhu rata-rata 24-25 derajat C, ventilasi udara relatif tidak diperlukan, atau paling tidak per empat meter dipasang sebuah ventilasi udara. Jarak pipa PVC dengan plafon biasanya 50 cm. Ventilasi pada gedung walet biasannya menggunakan pipa PVC ukuran 4 inch. Pipa PVC ini disambungkan dengan pipa lengkung atau biasa disebut kni. Kni digunakan karena memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai penekan cahaya luar, sehingga penempatan kni di dalam gedung. Sebagai penekanan angin kencang, sehingga penempatan kni di luar gedung. Sering terjadi kesalahan dalam pemasangan pipa kni. Misalnya di daerah bersuhu rata-rata 31-32 derajat C, dengan kondisi angin yang tidak kencang, pemasang pipa kni berada di luar. Hal tersebut justru mengakibatkan faktor angin tidak leluasa masuk gedung sebab terhalang kni, sehingga sirkulasi udara di dalam gedung tidak lancar. Seharusnya kni dipasang di dalam agar angin dapat masuk. Sebaliknya, di daerah bersuhu rata-rata 24-25 derajat C atau daerah angin kencang, pipa kni terpasang di dalam gedung. Hal itu justru membuat suhu di dalam menjadi lebih drop atau turun karena angin dapat langsung masuk gedung. Seharusnnya pipa kni dipasang di luar agar angin kencang terhalang oleh lengkung kni. Mengecat Dinding/Tembok luar Pengecatan bertujuan untuk mengurangi intensitas penyerapan panas matahari, untuk daerah panas bersuhu rata-rata 30-32 derajat C sangat tidak disarankan mengecat dinding dengan warna hitam sangat menyerap panas. Tetapi yang disarankan justru cat yang berwarna terang. Namun warna hitam cukup membantu untuk daerah yang bersuhu dingin 24-25 derajat C. Jenis Plafon Jenis plafon yang digunakan dalam gedung walet mempunyai andil besar dalam pengondisian suhu. Ada dua jenis plafon yang biasa digunakan, yaitu plafon dari papan atau tripleks dan plafon dari semen cor atau beton. Untuk daerah dengan suhu rata-rata 31-32 derajat C sebaiknya gedung walet menggunakan plafon semen cor atau beton. Hal tersebut sangat membantu tercapainya suhu ideal dalam gedung. Sebagian orang memfungsikan plafon tersebut sebagai dasar bak air atau kolam agar tercapai suhu yang lebih sejuk. Sejauh tidak bocor, tidak masalah. Namun, jika tidak terjadi kebocoran, airnya akan membasahi siri-sirip. Akibatnya, sirip berjamur, dan itu tidak disukai walet. Untuk daerah dengan suhu rata 24-25 derajat C sebaiknya menggunakan plafon dari papan atau tripleks. Hal tersebut akan membuat suhu dalalm gedung terasa hangat. Yang harus diperhatikan adalah pemasangan papan harus serapat mungkin. Jangan sampai terdapat celah atau rongga pada sambungan papan sebab akan mengakibatkan kebocoran udara. Udara dari bawah genteng turun ke bawah, begitu pula sebaliknya. Akibatnya, suhu ruang tidak stabil. Selain itu, celah atau rongga antarsambungan papan dapat menjadi lubang masuk kotoran dari bawah genting. Hal itu mengakibatkan sirip-sirip menjadi kotor dan tidak disukai walet. hujan buatan Hujan buatan dapat dilakukan dengan memasang sprayer yang dihubungkan dengan pipa dan dipasang di atas atap. Pada saat matahari terik sekitar jam 11-12 siang sprayer dapat dihidupkan, sehingga suhu ruang kembali turun. Dinding dan Tata ruang Dinding yang dicor tebal akan sangat membantu karena panas tidak terlalu cepat menyerap ke dalam gedung. batu bata merah yang disusun membujur memiliki ketebalan 25-30 cm terbukti cukup menstabilkan suhu ruang. Di daerah Kalimantan banyak peternak membangun rumah walet dengan dinding plesteran semen yang di dalamnya ditambahkan Styrofoam dengan ketebalan 5 cm. Sehingga ketebalan dinding bisa mencapai +/- 10 cm, hal ini cukup membantu mengurangi biaya selain murah juga lebih gampang didapat. Tebal Tipis Dinding Bangunan untuk budidaya walet sebaiknya berdinding tembok. Hal ini untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembaban di dalamnya. Untuk daerah yang bersuhu panas (31-32 derajat C) tembok yang baik adalah yang memiliki ketebalan sekitar 24-25 cm. Sebaliknya, untuk daerah bersuhu dingin (24-25 derajat C), tembok yang baik adalah memiliki ketebalan sekitar 14-15 cm. Temobok yang tebal pada daerah panas akan menjadikan suhu dalam gedung menjadi sejuk, sedangkan tembok yang tipis pada daerah dingin akan menjadikan suhu dalam gedung tersebut menjadi hangat, hal ini akan terjadi apabila gedung tersebut dicat dengan warna gelap. Untuk daerah dataran rendah, seperti sepanjang pantura Pulau Jawa, sebaiknya bangunan gedung walet menggunakan tatanan batu bata melintang, dengan ketebalan tembok mencapai sekitar 24-25 cm. Sebaliknya, untuk daerah dataran tinggi, tatanan batu bata pada gedung walet cukup satu bata membujur sehingga ketebalan tembok hanya sekitar 14-15 cm. Ukuran Ruang Tata ruang dalam gedung walet akan berpengaruh terhadap kondisi suhu. Untuk daerah yang bersuh rata-rata 31-32 derajat C ruang yang sempit akan mengakibatkan suhu bertambah naik. Untuk memperoleh suhu ideal sebesar 27-29 derajat C, ukuran ruang minimal 4 x 4 m. Untuk daerah yang bersuhu rata-rata 24-25 derajat C ruang yang luas justru akan menyebabkan suhu bertambah turun. Oleh karena itu aturlah ukuran ruang menjadi maksimal 4 x 4 m. Ketinggian Ruang Tinggi rendahnya ruang akan memengaruhi kondisi suhu dalam gedung. Aturlah sedemikian rupa agar tinggi ruang untuk daerah bersuhu rata-rata 31-32 derajat C minimal 3 meter. Untuk daerah dengan suhu rata-rata 24-25 derajat C ketinggian ruang maksimal 3 meter.

sp sibotak suara panggil walet berkualitas

Dapatkan Suara panggil walet berkualitas yang sudah Terbukti dan Teruji menyukseskan gedung Walet. https://bit.ly/3a7elUo ...